Baru-baru ini, sambil lari-lari, sore-sore, sedikit berhujan,
ditingkahi sinar pelangi kemilau di bahu awan Maghrib,
Lawing terlihat seperti orang gile beneran. Dia
tertawa-tawa, terkadang tersenyum sambil menutup mulut
seperti ada yang dimalukannya.
Dia teringat ketika dia masih di bangku esempe, bersama
teman-temannya duduk bersama belajar bahasa inggris.
Dasar si Lawing bandel, dia sering tak menyimak dan tak
terlalu peduli dengan Bu Guru bahasa inggris yang cantik
itu. Suatu kali Ibu Guru bertanya kepadanya.
Bu Guru : " Lawing, coba kau sebut apa Bahasa
Inggrisnya " tertawa " ? "
Sejenak Lawing berpikir dan ini sudah menjadi refleknya
sejak lahir sayup-sayup dia teringat ketika Bu Guru
memberitahu bahasa inggrisnya " tersenyum " ntah ismail,
ntah semail, ntah smail, ntah apa tapi seperti itulah yang
dia ingat. Tapi pikirnya itu pastilah ismail, tidak mungkin
semail atau smail karena kata-kata itu tak pernah dia
dengar sedangkan ismail sangat sering dia dengar.
Dalam hatinya : " Aha, ini dia, kalau
tersenyum bahasa inggrisnya ismail, tentu tertawa bahasa
inggrisnya tak susah. Mengapa susah............gampang to
! "
Sekali lagi Bu Guru bertanya : " Lawing, tertawa itu
bahasa inggrisnya apa ? "
Dengan suara lumayan..Lawing menyahut : " Marjuki,
Bu."
Untuk meyakinkan bahwa dia pintar, dia sambung lagi
cepat-cepat, " Kalau tertawa terbahak-bahak itu Bu
Guru...bahasa inggrisnya : marsidik. "
Seketika kelas itu menjadi gegap gempita penuh tawa
geli.
Lawing tak merasa bahwa dia yang ditertawakan dan
diapun ikut terbahak-bahak malah dialah yang paling
gencar.
Sebab dia kira, kelasnya ramai tertawa begitu untuk
pintarnya Lawing.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar